Sebuah cerpen ala korea yang pernah kubuat untuk mengikuti sebuah lomba cerpen. Sepertinya lagi-lagi aku kurang beruntung. Entah apa yang kurang dalam tulisanku ini.
Mungkin readers ada yg mau membantuku menemukan kekuranganku. Gamsha
Mungkin readers ada yg mau membantuku menemukan kekuranganku. Gamsha
PROMISE
“Tak bisakah oppa(1)
membatalkannya dan tetap disini?” ucap KyuRin dengan tatapan sendu pada Jong
Woon. Tangan Jong Woon mengusap rambut KyuRin dengan lembut.
“Ini hanya sementara. Oppa pasti akan kembali sesegera
mungkin.”
“Bohong… 2 tahun itu waktu yang lama oppa…”
“KyuRin ah… bukankah kau pernah bilang jika tak terasa
kita sudah bersama lebih dari 4 tahun. Sama halnya dengan itu, ini semuanya
akan berjalan cepat. Kau harus yakin itu.”
“Tak bisakah oppa melanjutkan study disini saja?”
Jong Woon menatap
kekasihnya itu. Ia melihat tangan KyuRin yang mulai gemetar dan wajahnya yang
mulai memerah. Jong Woon tau sebentar lagi kekasihnya itu akan menangis.
Perlahan Jong Woon beranjak dari tempat duduknya dan memeluk KyuRin. Ia tidak
peduli bila seluruh isi pengunjung kedai mie di daerah Incheon itu,
memandangnya. Saat ini, hati KyuRin lah yang ia khawatirkan. KyuRin menangis
tanpa suara di bahu Jong Woon.
“Oppa akan mencintaimu dan mengingatmu dimanapun dan
kapanpun itu. Percayalah…” hibur Jong Woon
“Ne, arasseo(2) oppa… Tapi berjanjilah, bahwa
oppa tidak akan melihat wanita lain selain aku.” kata KyuRin seraya menyodorkan
jari kelingkingnya pada Jong Woon
“Arasseo arasseo. Jika ada wanita lewat, aku akan
menganggapnya pria
dan menutup mataku.”
goda Jong Woon yang mencoba mencairkan suasana
“Oppa…” kata KyuRin seolah menyuruh Jong Woon
menghentikan candaannya itu.
Suara angin yang
menabrak kaca membangunkan KyuRin dari lamunannya. Ya, benar. Itu semua adalah
ingatan KyuRin akan percakapannya dengan Jong Woon seminggu yang lalu. KyuRin
bergegas kembali pada kenyataan dan membersihkan meja-meja toko kopi tempatnya
bekerja yang berada di pinggir kota Seoul.
Sebuah pesan singkat
dikirim Jong Woon pada KyuRin. Sebuah pesan yang membuat airmata KyuRin
langsung jatuh berhamburan. Sebuah pesan yang tertulis :
-KyuRin
ah.... saat kau baca pesan ini, aku telah berada di bandara dan akan pergi. Maaf
bila oppa pergi diam-diam seperti ini. Oppa hanya tidak ingin kau mengantarku
dan menangis. Oppa janji, oppa akan segera kembali…-
KyuRin jatuh bersimpuh
di lantai dan tertegun. Ia menggenggam tangannya yang mulai gemetaran.
Pandangannya pun mulai samar dan airmatanya mulai menetes.
“Kau mau kemana?” tanya salah satu rekan KyuRin.
“Aku harus kesana. Aku harus menjemputnya.” balas KyuRin
sambil berganti baju
KyuRin mengerahkan
seluruh tenaganya untuk berlari. Sejenak, ia berhenti sambil
memegang dadanya yang
sakit. Ia merogoh sakunya. Hanya tersisa beberapa won
yang hanya cukup untuk
naik bis. KyuRin mengejar bis yang terlihat baru saja berangkat. Saat ini waktu
adalah hal yang terpenting baginya. Ia harus bergegas agar bisa melihat Jong
Woon. Sesampainya di Bandara Incheon, dengan napas yang naik turun dan keringat
yang membasahi rambut dan bajunya, KyuRin berlarian mencari Jong Woon dalam
bandara. Ia berhenti dan menengok kanan kiri berharap melihat Jong Woon.
Orang-orang berlalu dengan cepat sedangkan KyuRin masih berdiri terdiam disana
sambil meremas ujung roknya karena cemas.
“Oppa… oppa…” desah
KyuRin terus menerus. KyuRin jatuh bersimpuh di lantai sambil memegang dadanya
yang sakit lalu memukul-mukul lirih dadanya. Suaranya yang parau terus menerus menyebut
namanya sendiri. Mengutuki dirinya yang tidak bisa melepaskan Jong Woon.
Mengutuki dirinya yang tidak bisa berpisah dan hidup tanpa Jong Woon. Bagaimana
ia akan bertahan setelah ini, itulah yang terus ia pikirkan.
Hari berganti hari.
Musim demi musim berlalu dan tahun pun mulai berlalu. Seperti biasa, KyuRin
memandang langit luas dengan wajah sedih. Kali ini dia duduk di taman yang dulu
sering ia datangi bersama Jong Woon. Di hadapannya, kenangan bersama Jong Woon
di taman itu seolah terulang dihadapannya. Saat dimana KyuRin dan Jong Woon
duduk bersama di taman. KyuRin melingkarkan lengannya ke salah satu sisi lengan
Jong Woon sambil tidur di bahu Jong Woon.
“Oppa… neomu neomu neomu joa(3).” kata KyuRin
sambil mengedipkan mata ke Jong Woon. Sontak Jong Woon tertawa melihat tingkah
KyuRin. Melihat
Jong Woon yang tertawa,
KyuRin memasang wajah cemberut. Lalu
Jong Woon
menyentil pelan kepala
KyuRin sebanyak 3 kali sambil tersenyum gemas.
“Dasar kau ini…”
“Arghhh oppa sakit tau. Tapi oppa suka kan? Ya kan? Aku
lucu kan?” goda KyuRin sambil menggoyangkan lengan Jong Woon yang masih
dipeluknya.
Namun kenangan itu
menghilang bersamaan dengan angin sore yang berhembus dingin. KyuRin hanya bisa
memandangi tempat kenangannya itu. Ia menggigit bibirnya yang bawah dan
airmatapun mulai berjatuhan dipipinya yang dingin. Ini bukan pertama kalinya ia
seperti ini. Sejak kepergian Jong Woon, hanya airmata yang selalu menghiasi
wajahnya. Apalagi Jong Woon tak sekalipun memberi kabar pada KyuRin.
“Lupakan pria itu, sudah jelas dia tidak mencintaimu
lagi.”
“Apa kau yakin disana ia tidak memiliki kekasih baru?”
“Jika ia mencintaimu harusnya ia menghubungimu. Lupakan
saja dia”
Itu semua adalah
kata-kata dari teman-teman KyuRin yang membuatnya semakin merasakan nyeri di
dadanya. Bagi KyuRin, Jong Woon bukan hanya sebagai kekasihnya tetapi juga
kakak yang selalu ada dan menghiburnya. Karena itulah, Jong Woon sudah seperti
nasi dalam kehidupannya. Lalu bagaimana bisa ia menghapus Jong Woon begitu
mudahnya seperti kata teman-temannya? Seperti biasa, KyuRin terdiam dikamar
sambil memandang jauh keluar jendela kamarnya. Ia membuka computer di mejanya
dan mendapati ada sebuah pesan di emailnya.
Sebuah pesan yang
berisi video dengan judul “Promise”.
Perlahan ia pun membuka dan langsung terdiam. Itu adalah wajah Jong
Woon, kekasihnya yang selalu ia rindukan.
“Hana dul set(4)…”
kata Jong Woon dalam video itu lalu airmata KyuRin pun jatuh
“Dalam hitungan
ketiga kau pasti menangis. Aku benar kan? KyuRin ah…mianhae(5). Maafkan oppa yang baru sempat memberimu
kabar. Oppa melakukannya bukan karena oppa melupakanmu. Tapi karena oppa takut
saat melihat wajahmu, oppa akan menjadi lemah dan menyerah. Oppa sudah menepati
janji pertama oppa untuk tidak melihat wanita lain. Oppa akan segera menepati
janji oppa yang kedua yaitu kembali padamu. Sampai saat itu tiba, jadilah kuat
dan hapus airmatamu. Oppa ingin saat oppa kembali, kau sudah menjadi gadis yang
dewasa. Hm… bisa kan? bukankah hanya tinggal sedikit lagi? Oppa yakin kau sudah
menghitung mundur hari pertemuan kita. Oppa mencintaimu…” kata Jong Woon. Mendengar dan melihat video itu, KyuRin
menangis bahagia. Ia tahu kalau Jong Woon tidak melupakannya dan akan segera
kembali padanya. 7 bulan 3 hari lagi, mereka akan bertemu kembali.
“Oppa…aku akan belajar lebih dewasa agar saat kau kembali
kesini, kau tidak akan punya alasan untuk meninggalkanku lagi.” KyuRin mencoba
menguatkan hatinya dan menghapus tiap tetes airmatanya.
Beberapa menit sebelum
video itu terkirim ke KyuRin, di Singapura Jong Woon
nampak berjalan kearah
taman sebuah rumah sakit sambil memakai kursi roda. Lewat tablet yang
dimilikinya, ia membuat rekaman itu dan dikirimkan ke KyuRin. Setelah itu, Jong
Woon nampak masuk lagi ke dalam rumah sakit.
Hari yang ditunggu pun
telah tiba. KyuRin berdandan cantik dan berdiri di depan Bandara Incheon. Sesekali
ia merapikan baju dan rambutnya yang terus ditiup angin. Jong Woon yang
melihatnya hanya tersenyum
“Oppa…” KyuRin pun berlari memeluk Jong Woon
“Apa kau begitu merindukan oppa?” tanya Jong Woon
“Ne, neomu neomu neomu bogoshipo(6). Wajahmu
begitu pucat. Oppa pasti lelah. Aku akan mengantarmu pulang.”
“Apa tidak masalah bila kita hanya bertemu sebentar?”
“Iya tidak apa-apa. Oppa istirahat saja dirumah.”
KyuRin dan Jong Woon
berjanji akan piknik bersama esok hari. Malamnya, KyuRin membuat kegaduhan
karena sibuk membuat kimbab dan kimchi kesukaan Jong Woon. Jam 9 pagi, KyuRin
sudah bersiap dengan bekal yang sudah dibuatnya semalam. Tapi hingga jam 12
siang, Jong Woon tak juga menjemputnya. KyuRin sudah berkali-kali menghubungi
Jong Woon tapi tidak ada yang mengangkat. Ia pun mulai merasa cemas.
Dirumah Jong Woon pada
jam 9 yang lalu, Jong Woon yang hendak berangkat menjemput KyuRin, terjatuh pingsan
di depan pintu rumahnya. Keluarganya
membawa Jong Woon ke
rumah sakit. Pada pukul 12 lewat beberapa menit, KyuRin yang baru dihubungi ibu
Jong Woon sampai di rumah sakit. Tepat saat itu, dokter menggelengkan kepala
dan ibu Jong Woon menangis. KyuRin bingung menatap mereka. Dengan langkah yang
berat, ia menghampiri orangtua Jong Woon.
“Ahjussi(7), katakan padaku apa yang terjadi
pada Jong Woon Oppa?” Tanya KyuRin pada ayah Jong Woon
“Jong Woon mengidap leukemia. Dua tahun yang lalu, kami
pergi ke Singapura untuk mengobatkannya kesana tapi… semuanya gagal. Kesempatan
terakhir adalah dengan cara operasi. Akan tetapi tingkat keberhasilan sangat
rendah dan ia tidak ingin melakukannya.” Kata ayah Jong Woon. Mendengar hal
itu, KyuRin terdiam terpaku tanpa ekspresi. Matanya tampak begitu kosong. Ibu
Jong Woon menghampirinya dan memeluknya
“Maafkan kami yang merahasiakan ini darimu. Jong Woon
melarang kami mengatakannya. Ia takut kau sedih dan terpuruk karena keadaannya.
Karena itulah ia memintamu menunggu dengan harapan saat kembali, ia akan pulih.
Tapi… keadaannya semakin memburuk. Ia menolak operasi karena ia takut, ia tidak
akan bisa menepati janjinya untuk kembali padamu setelah 2 tahun.” Kata ibu
Jong Woon yang terus menerus menangis sambil memegang tangan KyuRin
KyuRin berjalan gontai menuju
ruangan Jong Woon dengan tatapan kosong. Tak ada satupun airmata yang menetes
di matanya. Ia hanya menggengam tangan Jong Woon sambil terus memandanginya.
Kenangan 3 tahun silam saat mereka
bersama melihat kembang
api tahun baru, muncul kembali dikepala KyuRin.
“Seperti tahun ini, tahun-tahun yang
akan datang, Oppa harus tetap berada disisiku seperti ini dan menemaniku
melalui tahun seperti yang kemarin.” ucap KyuRin. Jong Woon
membelai rambut KyuRin dan tersenyum
“Oppa janji. sampai 1000 tahun lagi
pun akan tetap sama. Kim Jong Woon dan Kim Kyu Rin akan selalu bersama.”
“Kim couple(8)… Kita memang sudah ditakdirkan
bersama.” kata KyuRin sambil terkikih mengucapkan kata-kata
kim couple yang ia buat sendiri.
Itu semua adalah
sedikit ingatan dari kenangan KyuRin bersama Jong Woon. Sekarang yang ada
dihadapannya adalah pria yang sama tapi pria ini akan meninggalkannya untuk
selamanya. Sudah 2 hari Jong Woon koma. Begitu pula yang dilakukan KyuRin,
setiap hari ia hanya duduk sambil menggegam tangan dan memandangi Jong Woon.
Ibu Jong Woon mendekati KyuRin dan menepuk bahunya. Terdengar desahan panjang
dari napas ibu dari pria yang dicintai KyuRin. Desahan yang mengisyaratkan
betapa beratnya apa yang akan ia katakana pada KyuRin sebentar lagi.
“Lepaskan ia...” ucap ibu Jong Woon. KyuRin menatap
wajahnya dengan penuh keheranan. Melepaskan orang yang dicintainya? Apa ibunya
Jong Woon marah karena Jong Woon melepaskan kesempatan operasi demi dirinya?
Itu semua yang dipikirkan oleh KyuRin.
“Aku tau ini sulit untukmu. Tapi ini juga sulit untuk
Jong Woon. Ia tidak bisa pergi sebelum kau melepaskannya.” sambung ibu Jong
Woon
“Bagaimana mungkin ada pria yang tidur selama dia. Iya
kan ahjuma(9)? Dia selalu menyebutku tukang tidur. Padahal sekarang
dia tidur lebih lama.”
“KyuRin ah… hentikan. Jong Woon tidak akan bisa bangun
lagi. Dia menunggumu untuk melepaskannya. Biarkan ia pergi dan melepaskan rasa
sakit ditubuhnya.” kata ibu Jong Woon yang terus meyakinkan KyuRin.
“Aku sudah menunggunya selama 2 tahun dan Jong Woon Oppa
belum sempat berkata apapun padaku. Aku sudah membuat kimchi dan kimbab
untuknya. Kami akan piknik bersama.” kata KyuRin sambil terus memandangi wajah
Jong Woon. Tak ada ekspresi di wajah KyuRin tapi matanya seakan menggambarkan
semua duka yang kini dirasakannya. Ibu Jong Woon memeluk gadis malang itu dan
menepuk punggungnya. Ibu Jong Woon tak sanggup lagi berkata apapun pada KyuRin.
Ia tau, KyuRin begitu hancur dan terluka. Ibu Jong Woon meninggalkan KyuRin
sendirian dalam ruangan itu.
Tiba-tiba tangis KyuRin
pecah. Ia terisak cukup keras dan ia meletakkan telapak tangan Jong Woon
didadanya.
“Oppa, apa kau bisa merasakan hatiku? Rasanya begitu
sakit oppa. Jauh lebih sakit daripada 2 tahun lalu saat kau pergi keluar
negeri. Kenapa kau meninggalkanku lagi? Bukankah kau sudah berjanji akan hidup
1000 tahun bersamaku?” KyuRin menundukkan kepala dan menangis cukup lama. Seluruh
tubuhnya lemas dan mati rasa. Hanya sesak yang teramat sangat di dada yang ia
rasakan. Ibu Jong Woon yang melihatnya dari luar ikut menangis melihat KyuRin
seperti itu.
“Seharusnya, oppa menjalani operasi itu. Maafkan aku…
maafkan aku karena selalu membuatmu cemas. Haruskah itu kulakukan? Aku…” kata
KyuRin terbata-bata. Ia menutup mulutnya, seolah tak ingin melanjutkan
kata-katanya. Ia terus menerus menangis sambil menutup mulutnya dengan
tangannya yang gemetar. Ia benar-benar tidak siap bila harus melepaskan Jong
Woon saat ini.
“Aku meminta oppa untuk tak melihat wanita lain disana
dan kembali kepadaku tepat setelah 2 tahun.
Oppa benar-benar penurut. Bagaimana bisa kau begitu patuh padaku? Harusnya
oppa datang sebelumnya agar aku bisa bersama denganmu cukup lama. Aku
membencimu oppa…” Tangan KyuRin semakin dingin dan gemetar. Airmatanya yang
terus mengalir membuatnya sulit bernafas.
“Andai itu bisa kulakukan. Andai aku bisa membencimu…
Terima kasih oppa karena telah menjaga janjimu padaku hingga akhir dan kembali
padaku meski sejenak.” KyuRin menggengam tangan Jong Woon dan pergi
KyuRin berada di pantai
di Pulau Jeju, tempat dimana ia dan Jong Woon sering menghabiskan liburan
bersama. KyuRin berjalan kearah laut. Air laut sudah setinggi lututnya lalu ia
berhenti untuk memandang matahari mulai tenggelam.
“Oppa… kau pasti sudah sampai disana. Oppa tidak perlu
khawatir. Seperti yang oppa inginkan, aku akan menjadi dewasa, kuat dan tidak
mudah menangis. Oppa… kau pasti sendirian disana kan? Untuk terakhir kalinya, maukah
oppa berjanji untuk menungguku disana hingga waktuku tiba?”
-
THE END -
Untuk ukuran sad ending aq ngerasa terlalu singkat dibaca. Jadi tiba-tiba pergi-pulang-sakit-collapse-meninggal
BalasHapusAku yang baca jd kurang menghayati..kesannya cinta itu cuma numpang lewat *eciyee,apasih
Mungkin bisa dibikin lebih panjang lagi *etapi cerpen itu terbatas kan
Overall oke deh idenya. krn aq juga ga rela my kim jong woon idup bahagia sm kamu (meski cm fiksi) :P
Next,lanjutkan berkarya!!!
nah benar bgt. Kurang bgt isinya. Log panjang2 takut jadi sinet eh mksdQ nopel
BalasHapusgamsha ya bwt komentx